Sudah
tiga hari sejak kebakaran meluluh lantakkan rumah Jarjit, karena itulah Jarjit
terpaksa berangkat ke sekolah tanpa menggunakan seragam seperti murid lainnya. Ibu
guru tidak marah pada Jarjit, beliau memaklumi keadaannya, karena musibah
kebakaran itulah Jarjit sering tidak fokus pada penjelasan yang dijelaskankan oleh guru di dalam kelas.
Hari
ini Ipin, Upin, Memei, dan Ihsan mengambil inisiatif
untuk membuat sahabat mereka Jarjit
kembali ceria, mungkin tidak
bisa mengembalikan kehidupan Jarjit
seperti semula, tetapi
mereka akan berusaha mengembalikan senyum sahabat yang sangat mereka sayangi
itu. Mereka berencana mengumpulkan
uang untuk membelikan seragam baru untuk Jarjit,
tetapi karena usia mereka
yang masih kecil dan jatah uang saku yang
terbatas,
uang hasil patungan untuk membeli seragam akhirnya tidak cukup.
Mereka kembali dari
pasar dengan wajah kecewa, tetapi
mereka tidak putus asa, setelah lama berpikir akhirnya muncul ide dari Ihsan, untuk menutupi kekurangan
uang, mereka meminta
sumbangan dari teman-teman satu kelas mereka yang lain. Tidak disangka ternyata
banyak yang menaruh perhatian yang luar biasa untuk Jarjit, karena bukan
hanya menyumbangkan uang saja,
mereka juga ikut pergi ke pasar dan meminta ikut
mengunjungi Jarjit
di rumah bibinya hari itu.
Karena
kebakaran menghanguskan seluruh rumah Jarjit
dan isinya, dia terpaksa
mengungsi ke rumah
bibinya, rumah bibinya memang tidak terlalu jauh dari rumah Jarjit, tetapi bencana kebakaran
hari itu tidak sampai mengenai rumah bibi Jarjit.
Ipin, Upin,
Memei, Ihsan dan teman-teman satu
kelasnya kembali ke pasar,
sesampainya di pasar
mereka bergegas menuju toko khusus perlengkapan sekolah milik Kak Ros yang tadi sempat
mereka kunjungi. Upin,
Ipin, dan kawan-kawan segera
mengambil beberapa lembar seragam dan celana sekolah untuk Jarjit, setelah selesai
membeli seragam baru untuk Jarjit
mereka beramai-ramai menuju ke
kasir
untuk membayar.
Karena
merasa heran akan kedatangan mereka yang beramai-ramai, Kak Ros
pemilik toko akhirnya bertanya, Upin
menjelaskan perihal musibah yang dialami sahabat mereka Jarjit dan mengenai
inisiatif mereka membelikan seragam baru untuknya. Kak Ros
merasa terharu atas
apa yang mereka lakukan,
diapun bertanya apakah ada yang bisa dia bantu untuk menolong mereka. Sebuah pikiran melintas
diotak Ipin, semula mereka
ingin membelikan seragam dan sepatu untuk Jarjit,
tetapi karena uang yang
mereka kumpulkan kurang akhirnya mereka batal membelikan sepatu dan hanya
membelikan seragam untuk Jarjit.
Ipin
memberanikan diri berkata kepada
Kak Ros agar beliau bersedia
menghadiahkan salah satu sepatu di
tokonya
untuk Jarjit. Ternyata Kak Ros bersedia dengan
senang hati
memberikannya.
Sepulangnya dari pasar
mereka membawa senyum gembira.
Hari mulai menginjak sore, Upin, Ipin
dan kawan-kawan menuju rumah bibi Jarjit
untuk memberikan seragam dan sepatu baru untuknya.
Sesampainya
mereka disana,
Jarjit menyambut mereka
dengan wajah sedikit terkejut, tetapi
dia segera mempersilakan mereka masuk ke dalam rumah bibinya. Ketika mereka sudah duduk di ruang tamu, Upin segera memberikan plastik
hitam berisikan seragam dan sepatu baru
kepada
Jarjit, saat membukanya Jarjit terharu dan
menitikkan airmata kemudian Jarjit
langsung mengucapkan terima kasih.
Ayah
dan ibu Jarjit yang melihatnya juga ikut terharu, bukan
hanya memberikan seragam dan sepatu baru
untuk
Jarjit, tetapi mereka juga
memberikan hadiah yang tidak ternilai dan
bisa ditaksir harganya
untuk Jarjit, yaitu
persahabatan.